Reza adalah anak pak Effendi yang paling besar, ketika kelas 1 SMA, iya menjadi juara kelas. Namun menginjak kelas 2, prestasi Reza menurun. Iya tidak masuk 3 besar. Sekali pun ia tahu prestasi anaknya menurun. Pak Effendi tidak membencinya atau memarahinya. Bahkan ia segera memeluk anak sulungnya itu dan seraya berkata “reza adalah anak papa yang paling pintar, papa bangga mempunyai anak seperti Reza. Udah ganteng penurut, taat beribadah patuh pada orang tua dan paling pintar dirumah ini. Papa tidak perlu melihat rapotmu ini, sebab papa percaya kamu pasti jadi yang terbai”
Dengan ucapan papanya itu, Reza menjadi tersentuh hatinya. Semangat untuk giat belajar terus membara, dalam hati ia berjanji bahwa kelak ia tidak ingin mengecewakan ayahnya, yang telah memberikan kepercayaan seratus persen. Akhirnya pada tahun berikutnya reza kembali memperoleh peringkat terbaik di sekolahnya.
Bangkitnya semangat berkarya dan berprestasi Reza karena ayah selalu menghargai karya-karya anaknya, seburuk apapun karya mereka. Sehingga tidak ada anak yang patah semangat dan kehilangan daya juang.
Dengan ucapan papanya itu, Reza menjadi tersentuh hatinya. Semangat untuk giat belajar terus membara, dalam hati ia berjanji bahwa kelak ia tidak ingin mengecewakan ayahnya, yang telah memberikan kepercayaan seratus persen. Akhirnya pada tahun berikutnya reza kembali memperoleh peringkat terbaik di sekolahnya.
Bangkitnya semangat berkarya dan berprestasi Reza karena ayah selalu menghargai karya-karya anaknya, seburuk apapun karya mereka. Sehingga tidak ada anak yang patah semangat dan kehilangan daya juang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar