Semuanya
berawal dari dia. Dia yang membuatku mengerti segalanya, dia yang membuat
perasaan ini menjadi berubah. Aku tidak tahu apakah kata-kata indah yang dulu
ia ucapkan adalah benar tulus dari dalam hatinya. Dia lelaki yang baik, dan aku
tak pernah berfikir jika apa yang ia ucapkan dulu itu bohong dan hanya omong
kosong. Rayuannya dulu mungkin hanya modus belaka. Kata dan janjinya mungkin
hanya secuel dari angin segar yang lewat dihadapan kita, setelah itu menghilang
dan apabila angin itu berhenti kita akan merindukan kesegarannya lagi. Ya,, dia
bagaikan angin yang dapat dengan mudah datang dan pergi tanpa ijin dan pamit.
Angin yang memberi kesejukan lalu kemudian hilang lagi.
Aku
tak tahu kapan rasa itu mulai muncul, rasa dimana setiap kali kita bertemu aku
tak berani menatap matanya, aku tak berani melihat senyumnya, dan aku tak
berani berkata dihadapannya. Aku tak tahu apakah dia juga merasakan yang sama
dengan apa yang aku rasakan saat itu. Semua janji-janjinya manisnya saat itu
kini sudah menjadi hambar, tak ada satupun yang pernah ia lakukan. Dulu dia
selalu memintaku untuk bersabar, bersabar menunggu ketidakpastian dia. Menunggu
ia memilih-memilih wanita yang lain. Aku memang tak pantas berburuk sangka
dengan dia, aku memang tidak pantas memintanya menjauhi teman-teman wanitanya.
Namun sikap dia keteman wanitanya semuanya hampir sama, dan aku tidak bisa
membedakan mana yang dia anggap sebagai teman biasa dan mana yang di anggap
sebagai teman yang spesial. Mungkin ini akhir dan semua kesabaranku terhadap
sikapnya, aku sudah lelah atas ketidak pastian yang selalu dia ucapkan. Dia
bukan lelaki yang tegas, dia bukan lelaki yang terbuka, dia baik kesemua wanita
dan semua temannya, dia punya banyak teman wanita dan mungkin aku cemburu. Dia
tahu apa yang aku rasakan saat ini. Namun aku tidak tahu apa yang ia rasakan
kepadaku, apakah aku hanya termasuk teman biasanya? Aku tidak tahu. Sulit
untukku meminta kepastian dari dia. Mungkin ini terlalu dini, namun aku hanya
ingin tahu bagaimana perasaannya terhadapku, aku tidak menginginkannya lebih,
tapi aku lelah terus diberi harapan-harapan palsu yang hanya membuang waktuku
dan menyiksa batinku. Kenangan-kenangan yang ia berikan masih tercetak nyata
didalam fikiranku, dari mulai dia memuji fotoku, menghantarkan aku pulang,
meminjam jaket, selalu memberiku semangat, selalu memberikan perhatiannya
dikala aku sakit, mengingatkan aku solat, dan satu yang membuat aku senang
sampai detik ini yaitu aku merasa beruntung karena pernah menjadi
makmum-mu.
Bismilahirohmanirohim
yaallah, berikanlah aku jalan kemudahan untuk melupakan semua kenangan-kenangan
manis itu, aku ingin melangkah kedepan, aku tidak ingin terus diberi harapan
ini. Aku yakin yaallah, engkau telah menyiapkan imam yang lebih baik. Simpan
dan jaga imam ku itu ya allah, berikan dan datangkan kepadaku pada saat yang tepat.
Rahasiamu begitu besar dan indah yaallah. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar